Latar
Belakang
Daur
ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah
kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian
dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen
sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce,
and Recycle)
Material
yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses
pembuatan kompos yang
umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak
dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada
sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan
kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan
sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pengajar.
2. Sebagai
bahan pembelajaran bagi mahasiswa.
Pada
pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip
dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus
menjadi kertas dengan
kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas
harus menjadi polistirenadengan kualitas yang sama.
Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan
proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses
penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur
ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari
prosessor komputer, timah hitam dari baterai,
atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan,
seperti merkuri.
Kerajinan
Lampu Lampion
Peluang
bisnis produk-produk daur ulang merupakan bisnis yang cukup
menggiurkan. Bisnis kerajinan bahan bekas ini tidak perlu modal
besar, yang diperlukan dalam bisnis ini hanyalah kreativitas yang tinggi.
Saat
ini Bom dengan kreativitasnya telah memproduksi kurang lebih 150 jenis bentuk
botol daur ulang dengan harga per buahnya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp
500.000. Beberapa produk seperti lampions dengan berbagai macam ukuran,
tirai-tirai rumah, miniatur kendaraan ia produksi sendiri dari tangannya yang
sangat terampil. Ia mengaku, saat ini semua produksi lampions daur ulangnya
diproduksi jika ada pesanan saja. Produksi lampionsnya setidaknya sudah
menembus pasar Hongkong.Pasar untuk kerajinan lampion dari plastik bekas ini
antara lain cafe, perumahan, lokasi kost dan lain-lain.
Untuk
menghasilan produk-produk kerajinan dari plastik bekas yang bernilai tinggi
hanya memerlukan bahan baku dari lapak-lapak pemulung. Harga bahan baku botol
plastik bekas rata-rata Rp 4000 per kg atau sekitar 10 botol, yang bisa diolah
menjadi satu produk lampions.Selain bahan-bahan tersebut tidak memerlukan modal
usaha yang besar, hanya botol bekas, cutter dan pilox untuk mewarnai.
Dengan
peralatan dan bahan-bahan dasar tersebut sudah bisa dilakukan pembuatan
kerajinan lampu lampion yang menarik. Cara pembuatan lampu
lampion pertama kali botol dibersihkan, buat garis samar untuk jalur
pemotongan baru dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah itu
warnai dengan piloks dan pasang lampu serta kabel ,langkah terakhir membentuk
lampion dari irisan-irisan yang telah dibuat.
Isu
pelestarian lingkungan mendapat sambutan masyarakat. Pengrajin pun ikut
memanfaatkan misi penyelamatan lingkungan.
Bunga
kering tersebut dibuat dari bagian tumbuhan seperti klobot jagung, daun lontar,
biji-bijian sebagai aksesoris tambahan. Bagian tumbuhan yang sudah tak
terpakai itulah yang mampu menjadi sebuah kerajinan indah.
Proses
pembuatan kerajinan bunga kering pada dasarnya tidak sulit. ada beberapa proses
pembuatan bunga kering. Misalnya bunga kering dari klobot jagung. Prosesnya
hanya melalui beberapa tahap saja.
Klobot
jagung awalnya direbus dalam air mendidih. kemudian dijemur sampai setengah
kering. Untuk proses selanjutnya adalah pewarnaan. Proses pewarnaan ini air
panas dicampur dengan pewarna dan klobot dimasukkan selama kira-kira 15menit
kemudian dikeringkan. Setelah kering, klobot yang sudah berwarna tersebut
dirangkai menjadi bunga kering.
Untuk
proses pembuatan dengan bahan baku lontar berbeda dengan klobot. Daun
lontar dibentuk sesuai pola, kemudian direndam dua hari, dikeringkan dan
diwarna. langkah selanjutnya diborder agar untuk membentuk lekukan dan
dirangkai menjadi bunga kering yang indah.
Tiap
tangkai bunga kering dijual dengan harga Rp 1.000. Sedang untuk bunga kering
dari klobot dengan desain bunga melati setiap tangkainya Rp 2.500 hingga Rp
3.000.
0 komentar:
Posting Komentar