Jumat, 11 April 2014

Laporan Pembuatan Kompos Cair


KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wrb.Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah dengan tema Komposting.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Tanpa bantuan mereka, maka makalah ini tidak dapat dirampungkan. Laporan ini disampaikan untuk memenuhi tugas Penyehatan Tanah dan Penganggulangan sampah. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi teman-teman sekalian. Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami meminta maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan.
Wassalamualaikum Wr. Wb


Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I
Pendahuluan
A.   Latar belakang...................................................................................... 1
B.   Tujuan Pembuatan Kompos.............................................................. 2
1.    Tujuan Umum................................................................................. 2
2.    Tujuan Khusus.............................................................................. 2
C.   Manfaat Kompos.................................................................................. 2

BAB II
Tinjauan Pustaka
A.   Landasan Teori.................................................................................... 3
BAB III
Prosedur Kerja
A.   Alat dan bahan..................................................................................... 5
B.   Cara Pembuatan.................................................................................. 5

BAB IV
Penutup

A.   Hasil....................................................................................................... 7



BAB I
Pendahuluan

A.    Latar belakang
Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Wikipedia.org). Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil.Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

B.    Tujuan Pembuatan Kompos
1.    Tujuan Umum
Pupuk organik dapat membantu pertumbuhan tanaman pertanian sehingga dapat meningkatan produksi pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan walaupun digunakan secara terus- menerus.

2.    Tujuan Khusus
Pupuk organik terdiri dari bahan organik seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen,pupuk cair, dan limbah ternak. Karena berasal dari makluk hidup, pupuk ini memiliki unsur hara yang baik untuk tanah dan bebas dari bahan kimia berbahaya sehingga makanan yang berasal dari hasil pertanian dapat dikonsumsi tanpa efek samping. Jadi selain pupuk ini ramah lingkungan pupuk ini juga relatif murah untuk dijangkau oleh petani – petani bahkan bisa dibuat sendiri.

C.   Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.








BAB II
Tinjauan Pustaka

A.  Landasan Teori

Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Kompos adalah sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Dalam pembuatan kompos membutuhkan sarter untuk mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.  Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia dapat dijadikan starter. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan, antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.


B.  Prinsip Pembuatan kompos

o   Menjaga kelembaban karena berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu kompos. Kelembaban optimum adalah 50 – 60 %.Rendahnya kelembaban udara menurunkan proses penguraian , bila terlalu tinggi menghambat aliran udara.

o   Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat proses penguraian.Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos kekurangan udara.

o   Peneduhan Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna usahakan tempat pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung.



BAB III
Prosedur Kerja

A.  Pembuatan Pupuk Organik Cair
Pembuatan pupuk organik cair dengan menggunakan metode proses anaerob atau secara fermentasi tanpa bantuan cahaya matahari. Berikut cara pengaplikasian pupuk organik cair :

1.    Bahan-bahan
a.    Sampah organic basah, rajang dan padatkan ½ Karung ukuran 8 kg (masing-masing ember 2 kg).
b.    Cairan molase 2 l.
c.    Air bekas cucian beras (cucian pertama) 3600 ml.
d.    Air kelapa yang sudah tua 4 buah.
e.    Air bersih (bebas kapotit) 4000 ml.

2.    Peralatan

1.    4 Ember uk.5 liter yang bertutup
2.    Karung beras
3.    Tongkat kayu (Pengaduk)

4.    Sarung tangan (Karet/plastic)
5.    Masker
6.    Tali raffia
7.    Beban ( batu )


3.    Cara Pembuatan/pengaplikasian       :

Langkah berikutnya adalah membuat perbandingan terhadap kompos dengan membedakan massa zat cair (yang akan di jadikan kompos) untuk mengetahui mana yang lebih efektif dan  lebih cepat pembentukannya.

1)    Sediakan 4 ember  uk. 5 liter.
2)    Masukan sampah kedalam karung beras dan tekan sampai padat.
3)    Ikat karung dengan raffia
4)    Isi ember pertama dengan 600 ml air beras, ember kedua dengan 1200 ml air beras, ember ketiga dengan 1800 ml air beras, sedangkan ember keempat diisi dengan air sumur biasa tanpa kaporit ( merupakan indikator pembanding ).
5)    Kemudian isi masing ember dengan 1 buah air kelapa, 500 ml cairan molase, 1 L air biasa.
6)    Masukkan potongan sayur-sayuran sebanyak 2 kg dalam karung tadi ke dalam masing-masing ember yang telah diisi oleh air tersebut.
7)    Letakkan beban (batu) di atas masing-masing  karung agar tidak timbul ke atas.
8)    Proses fermentasi 7-10 hari, pemeriksaan di lakukan secara berkala untuk memastikan perkembangan dari proses pembuatan kompos tersebut.
9)    Setelah fermentasi selesai, angkat masing-masing sampah potongan sayur dan liat hasilnya.
10)  Potongan sayur-sayuran tadi dapat digunakan sebagai sarter pada pembuatan kompos lain, sedangkan air hasil fermentasi dapat digunakan sebagai kompos cair.
11)  Amati ember keberapa yang paling cepat prosesnya sehingga membentuk kompos lebih cepat sehingga lebih efektif untuk kita gunakan demi menghemat waktu.



















BAB IV
Penutup

A.    Hasil
1.    Proses fermentasi berhasil, pada setiap masing – masing ember terdapat bercak – bercak putih dipermukaan cairannya;
2.    Cairan yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan dengan bau/aroma menyengat;
3.    Pada ember ke-1 dengan aplikasi air beras sebanyak 600 ml, proses terbentuknya kompos lebih cepat. Karena komposisi air beras dan cairan molase sedikit dan komposisi sampah banyak sehingga bakteri yang bersifat membusukkan bekerja lebih cepat pada air;
4.    Warna kompos cair pada ember ke-1 lebih kuning dari pada ember lain;
5.    Karung yang berisi sayuran telah membusuk dan dapat digunakan menjadi sarter pada pembuatan kompos lain.


B.    Penggunaan pupuk organik cair

Pupuk organic cair (POC) bisa langsung digunakan dengan disiramkan ke tanah (sebagai pupuk akar) atau disemprotkan ke daun tanaman (sebagai pupuk daun).
1. Digunakan sebagai pupuk daun
o   Penyemprotan ketika sudah terbit matahari
o   Dosis 100 : 1 atau 500 liter air dicampur dengan 5 ml POC, Penyemprotan pada musim hujan 1 kali/minggu, & pada musim kemarau 3 hari sekali.
2. Digunakan sebagai Pupuk Akar
o    Dosis 500 : 1 atau 5 liter air bisa dicampur dengan 10 ml pupuk cair.
o    Pada musim kemarau pemupukan dilakukan 3 kali dalam seminggu, dan saat musim hujan 1 kali/minggu.
.

                                            

0 komentar:

Posting Komentar