Daftar
Isi
Bab I
Pendahuluan
1.1 Pengenalan
Kayu....................................................................... 1
Bab 2
Sifat
& Jenis Kayu
2.1 Sifat
Fisik Kayu......................................................................... 3
a. Berat dan Berat Jenis............................................................. 3
b. Keawetan................................................................................ 3
c. Warna..................................................................................... 4
d. Tekstur................................................................................... 4
e. Arah Serat.............................................................................. 4
f. Kesan Raba............................................................................ 4
g. Bau dan Rasa......................................................................... 4
h. Nilai Dekoratif........................................................................ 5
i. Higroskopis............................................................................ 5
2.2 Sifat Kayu terhadap Suara,
yang terdiri dari ............................ 5
2.3 Pembagian
Jenis Kayu............................................................... 6
2.4 Contoh-Contoh Kayu................................................................ 7
a. Kayu jati................................................................................. 7
b.
Kayu Cendana ....................................................................... 7
c. Kayu mahoni.......................................................................... 8
d. Kayu Ulin............................................................................... 8
e. Kayu Meranti......................................................................... 9
f. Kayu Merbau......................................................................... 10
BAB I
Pendahuluan
1.1 Pengenalan Kayu
Kayu merupakan hasil hutan
yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini
penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan
yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh
jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara
kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai
jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan
dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari
sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat
yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
Kayu tersusun dari sel-sel
yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari
senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non
karbohidrat).
Semua kayu
bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. Kayu dapat diserang oleh
hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Bab 2
Sifat & jenis Kayu
2.1
Sifat Fisik Kayu
a.
Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding
lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda,
berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu
nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin
kuat pula.
b.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu
yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga
pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
c.
Warna
Kayu yang beraneka warna
macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
d.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif
sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu
bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh:
jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
f.
Arah Serat
Arah serat adalah arah umum
sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan
menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).
g.
Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang
diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin,
berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung
dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
h.
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang
bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu
mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau
zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
i.
Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari
pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh
dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis
kayu mempunyai nilai dekoratif.
j.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat
menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin
tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban
udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC
= Equilibrium Moisture Content).
2.2 Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari
:
Ø Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.
Ø Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga
kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola
dll).
Ø Daya Hantar Panas
Ø Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
2.3
Pembagian
Jenis Kayu
Pada dasarnya kayu dibedakan
menjadi 2 bagian besar yang dikategorikan berdasarkan jenis daunnya. Yang
pertama adalah kayu daun lebar dan kayu daun jarum. Pengelompokan ini
berhubungan erat dengan struktur pori-pori serta kekerasan kayu tersebut. Dalam
istilah international biasa disebut dengan Softwood (kayu daun jarum) dan
hardwood (kayu daun lebar).
Prinsip perbedaan daun tersebut
membedakan struktur kayu, daun jarum berbentuk silindris, sedangkan daun lebar
memiliki jari-jari daun.
Ø KAYU Daun Jarum
Memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan kayu daun lebar. Biasanya bentuk logs (batang pohon) lebih silindris karena proses fotosintesis lebih panjang. Paling mudah mengenal jenis kayu ini dari pohonnya, akan tetapi bisa pula dikenali melalui laboratorium dari struktur serat kayunya.
Memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan kayu daun lebar. Biasanya bentuk logs (batang pohon) lebih silindris karena proses fotosintesis lebih panjang. Paling mudah mengenal jenis kayu ini dari pohonnya, akan tetapi bisa pula dikenali melalui laboratorium dari struktur serat kayunya.
Ø KAYU Daun Lebar
Bersifat lebih keras dan lebih berat. Struktur serat kayu biasanya berbelok-belok dan sangat kuat ikatan antar pori-pori kayu. Proses pengeringan lebih lama daripada kayu dari jenis daun jarum.
Bersifat lebih keras dan lebih berat. Struktur serat kayu biasanya berbelok-belok dan sangat kuat ikatan antar pori-pori kayu. Proses pengeringan lebih lama daripada kayu dari jenis daun jarum.
2.4
Contoh-Contoh Kayu
a.
Kayu jati
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa
Inggris).
b. Kayu
Cendana
Cendana, atau cendana wangi,
merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa,aromaterapi, campuran parfum, serta sangkurkeris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama
berabad-abad. Konon di Sri Lankakayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur,
khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan
pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk
mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung
kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau
dibudidayakan.
Kayu cendana wangi (Santalum
album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu yang berasal dari
daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap yang paling bagus
kualitasnya. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi
dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum).
Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan
oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai
obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu
cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk
penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
c.
Kayu mahoni
Kayu Mahoni adalah kayu yang
sangat baik digunakan untuk pembuatan mable dll. kayu jenis ini sudah langka
dikalangan kita. sebab sekarang kayu tersebut telah dilindungi oleh pemerintah.
d.
Kayu Ulin
Kayu Ulin atau di sebut juga
kayu besi. kayu yang satu ini sangatlah kuat seperti halnya besi. kayu tersebut
dapat kita jumpai atau kita dapatkan dari pulau kalimantan. disana banyak
sekali kayu ulin. kayu tersebut sekarang ini sangat dilindungi pemerintah
daerah setempat. karena kayu tersebut sangatlah langka dan sangat sulit didapatkan.
e.
Kayu Meranti
Meranti merah tergolong kayu
keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnyaberkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda
pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua
kecoklatan. BerdasarkanBJnya, kayu ini dibedakan lebih
lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang
lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini,
sementara jenis-jenis Shorea tertentu terkadang menghasilkan kedua
macam kayu itu[1].
Menurut kekuatannya,
jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan
keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap
pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan
yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan
dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot[1].
f.
Kayu Merbau
Kayu Merbau adalah kayu besi
yang sekarang ini hanya bisa di temui di wilayah Papua. Karena selain habitat
nya memang disini, di tempat lain sudah habis ditebangin..
area tumbuhnya ini mulai dari
Philipina, Indonesia, Australia dan Kepulauan Pacific Barat. Paling banyak
terdapat di Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Papua.
Kayu Merbau sebenarnya sudah
merupakan kayu yang ilegal untuk diekspor. Kelebihan kayu merbau adalah karena harganya
sangat mahal dan tipe kayu ini sangat kuat. warnanya eksotik. baik untuk
dijadikan lantai kayu berjenis parquet. apalagi kalo di alusin (lupa bahasa
tukang kayunya) gampang sekali. padahal tipe kayu kuat tapi mudah di haluskan.
Bab 3
Penutup
Demikianlah makalah ini saya
susun dengan mengumpulkan data dari berbagai media. Mungkin malakah ini masih
jauh dari kata sempurna, namun kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar nantinya kami akan lebih baik lagi dalam pembuatan makalah
berikutnya.
Sekian kami ucapkan terima kasih
atas bimbingan dosen pengajar yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Daftar Pustaka
ü Anonimous. 1976. Mengenal Beberapa Jenis Kayu
Papua. Dinas Kehutanan Provinsi Dati I Irian Jaya.
ü Anonim. 2010. Merbau (Instia bijuga).
http://matoa.org/merbau-intsia-bijuga/[26 November 2010].
ü [Dephut] Departemen Kehutanan Pepublik Indonesia.
1992. Manual Kehutanan Jakarta : Depertemen Kehutanan Republik Indonesia.
ü Mahfudz, Pudjiono S, Widyatmoko AYPBC, Yudohartono
TP. 2004. Kumpulan Abstrak Merbau. Yogyakarta: Departemen Kehutanan Pusat
Penelitian dan
ü Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan.
ü Mahfudz, Pudjiono S, Pudja TP, Batseba AS. 2006.
Merbau (Instia spp) dan Upaya Konservasinya. Yogyakarta: Departemen Kehutanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
ü Mardianto, A. 2005. Analisis Pengaruh Komunikasi
Atasan Bawahan dan Motivasi Terhadap Kinerja di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang Surakarta.
ü Sutarahardja, S. 2010. Penyusunan Alat Bantu Dalam
Inventarisasi Hutan. Bogor. Departemen Kehutanan dan APHI.
0 komentar:
Posting Komentar