IDENTIFIKASI TELUR CACING PADA SAYURAN LALAPAN SELADA
(Lactuca sativa) DAN KUBIS (Brassica oleracea var capitata)
Di PASAR LAMBARO KABUPATEN
ACEH BESAR
TAHUN 2014
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
Zainuddin
NIM : PO7133111039
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada umumnya memerlukan konsumsi
zat-zat gizi untuk menciptakan tubuh yang sehat. Zat-zat gizi tersebut
diantaranya yaitu kalori, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang
berfungsi untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Zat-zat gizi tersebut tidak
diperoleh dari satu macam bahan makanan saja melainkan dari beberapa bahan
makanan yang berupa makanan pokok, lauk pauk, buah, susu maupun sayuran. Sayuran
merupakan makanan pendamping makanan pokok yang kaya gizi. Di dalam sayuran
terkandung protein, vitamin dan mineral. Sayuran dalam bidang hortikultura
dapat diartikan bagian dari tunas, daun, buah dan akar tanaman yang lunak dan
dapat dimakan secara utuh atau sebagian dalam keadaan segar atau mentah
(lalapan) atau dimasak, sebagai pelengkap pada makanan berpati dan daging (Suryani, 2012).
Lalapan bermanfaat untuk
kesehatan karena mengandung zat gizi relatif tinggi yang sangat dibutuhkan
tubuh, yaitu vitamin dan mineral. Hampir semua jenis vitamin dan mikronutrien
(terutama mineral) yang penting bagi tubuh terdapat di dalam lalapan. Vitamin
dan mineral penting berguna untuk menjaga metabolisme tubuh. Selain vitamin dan
mineral, lalapan memiliki kandungan serat yang tinggi. Sayuran yang sering digunakan
menjadi lalapan di warung makan lesehan, meliputi timun, kemangi, selada,
kacang panjang, kubis dan tomat (Suryani, 2012).
Sayuran pada umumnya
dikonsumsi dalam bentuk sudah dimasak, namun banyak pula yang dikonsumsi dalam
bentuk mentah sebagai lalapan. Penyajian lalapan mentah relatif mudah dan tidak
memerlukan banyak waktu. Lalapan mentah juga mempunyai cita rasa khas yang
mungkin tidak tertandingi oleh lalapan masak (Khomsan,
A. 2002).
Makanan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali
adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas
makanan baik, dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek kelezatan
(cita rasa dan flavour), kandungan zat gizi dalam makanan dan aspek
kesehatan masyarakat. Makanan yang menarik, nikmat dan tinggi gizinya menjadi
tidak berarti sama sekali jika tidak aman untuk dikonsumsi. Disebabkan karena makanan tersebut bertindak
sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan
organisme lain penyebab penyakit (Purba dkk., 2012).
Pertumbuhan mikroorganisme
tersebut didukung oleh pemupukan yang dilakukan oleh petani yang sering
menggunakan pupuk organik berupa humus atau kotoran hewan (bahkan kotoran
manusia). Kebiasaan petani membuang hajat ditanah, ikut memperparah kemungkinan
kontaminasi bakteri berbahaya pada sayuran. Terutama sayuran yang menjalar
dipermukaan tanah atau yang ketinggiannya dekat dengan tanah (Astawan, 2012).
Prevalensi
penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah di daerah tropik masih cukup
tinggi. Di Indonesia, nematoda usus yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat adalah Ascaris lumbricoides, cacing tambang, dan Trichuris
trichiura. Salah satu sumber penularannya adalah air dan lumpur yang
digunakan dalam budidaya sayuran (Suryani,
2012).
Penelitian
yang dilakukan oleh Purba dkk. (2012) terhadap selada yang dijual di pasar
tradisional, supermarket dan restoran
medan, ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Penelitian tersebut bersifat survei
deskriptif yang menggambarkan larva cacing pada beberapa lalapan. Sayuran yang dibeli
dapat langsung diperiksa dilaboratorium dengan kriteria sayuran yang
akan diteliti tersebut masih segar, tidak ada yang dimakan ulat, karena sayuran
seperti itulah yang umumnya dikonsumsi masyarakat.
Telur
cacing dapat melekat pada sayur-mayur yaitu apabila sayur-mayur dibersihkan
dengan air sawah atau air sungai yang sudah tercemar telur cacing serta
pemupukan dengan menggunakan tinja manusia. Hal ini mengakibatkan tingginya
tingkat kontaminasi yang disebabkan oleh sayuran terutama sayuran yang dimakan
secara langsung seperti selada dan kubis.
Lalapan mentah mempunyai
risiko besar untuk terkontaminasi jasad renik, misalnya telur cacing.
Kontaminasi ini dapat membawa dampak kesehatan yang kurang menguntungkan. Sayuran
yang kelihatan bersih dan segar belum tentu suci dari jasad renik. Ada sebagian
masyarakat yang menganut prinsip bahwa sayuran yang mempunyai tanda – tanda
bekas dimakan ulat lebih aman dari pada sayuran yang mulus. Sayuran yang mulus
berarti mengandung cukup pestisida sehingga ulat tidak berani menempel, dan
pestisida ini jauh lebih berbahaya dari pada ulat ataupun telur ulat (Khomsan,
2002).
Kubis (Brassica oleracea var capitata) dan selada (Lactuca sativa L.) merupakan jenis sayuran yang umumnya dikonsumsi
secara mentah, karena dilihat dari texture dan organoleptiknya jenis sayuran
tersebut memungkinkan untuk dijadikan lalapan, selain itu mudah ditemukan baik
di pasar tradisional maupun supermarket. Penyajian kubis dan selada relatif
mudah karena dapat dikonsumsi secara mentah atau dilalap bersama campuran
makanan lain seperti bakmi, ayam penyet, terasi dan aneka makanan lainnya.
Pencucian yang dilakukan pada
sayuran dapat mengurangi atau bahkan menambah jasad renik (telur cacing) tergantung
pada cara pencucian, jenis sayuran dan mutu air pencuci. Sayuran daun mempunyai
permukaan yang berlekuk daripada sayuran buah sehingga telur cacing yang
menempel pada sayuran daun lebih sulit dibersihkan (Khomsan,
2002).
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut penulis ingin meneliti kandungan dan jumlah telur cacing pada
lalapan selada dan kubis.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “ Apakah sayuran lalapan selada (Lactuca
sativa L.) dan Kubis (Brassica oleracea var capitata) mengandung telur cacing?”
C. Ruang
Lingkup Penelitian
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis
membatasi penelitian ini hanya pada selada dan kubis yang disuplai langsung
oleh distributor dari sumbernya dan yang dijual oleh pedagang dipasar Lambaro Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2014.
D. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk menganalisa kandungan dan jumlah telur cacing pada
sayur lalapan selada (Lactuca sativa L.)
dan Kubis (Brassica oleracea var
capitata) yang dijual di pasar Lambaro Aceh
Besar Tahun 2014.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengetahui jenis telur cacing yang terkontaminasi pada sayur lalapan selada (Lactuca sativa L.) dan Kubis (Brassica oleracea var
capitata).
b. Untuk
mengetahui jumlah telur cacing pada
sayur lalapan selada (Lactuca sativa L.)
dan
Kubis (Brassica
oleracea var capitata).
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk
penulis
Sebagai Bahan masukan dan
pengalaman bagi penulis untuk dapat lebih memperhatikan jenis sayuran untuk
dikonsumsi terutama sayuran lalapan.
2. Untuk
institusi
Sebagai masukan bagi
instansi terkait yaitu balai pengawasan obat dan makanan agar lebih
memperhatikan kualitas bahan makanan yang dijual dipasaran terutama sayuran.
3. Untuk
masyarakat
Sebagai
informasi bagi konsumen agar dapat lebih memperhatikan kebersihan sayuran yang
akan di konsumsi terutama sayuran lalapan.
F. Sistematika
Penulisan
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang
masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan
pustaka
Dalam bab ini dikemukakan
tentang tinjauan pustaka dan kerangka teoritis.
BAB III Kerangka Konseptual
Dalam
bab ini dikemukakan tentang hubungan variabel, variabel penelitian dan definisi
operasional.
BAB IV Metodelogi Penelitian
Dalam bab ini dikemukakan tentang jenis penelitian,
populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, analisa data, rencana jalannya penelitian, penyajian data, dan
jadwal penelitian.
BAB V Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini dikemukakan tentang hasil penelitian,
dan pembahasan.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan
saran.
Note : Bagi yang pengen ngecit Karya Tulis Ilmiah Jurusan Kesehatan Lingkungan, bisa recoment untuk info selanjutnya...
halo..
BalasHapusgimana ya cara nya buat lihat lebih detail nya, soalnya saya juga lagi ngerjin kti yang judul nya sama
Blh saya minta email nya mba
Hapushy..
BalasHapusgmana sich lihat lebih detail nya? soalnya judul KTI saya sama dengan judul ini.
Trims..
Boleh saya mita emaiknya mba. Judul skripsi saya sama seperti ini
Hapusmau data lengkapnya buat referensi gimana caranya?
BalasHapusini alamat email hild4.aenun@gmail.com mohon bantuannya, terima kasih sebelumnya.
BalasHapusmau minta yg lebih detail bisa ga??ini email bluegurlz_za8da35@yahoo.com makasih ya~
BalasHapussaya juga mau melihat detainya,..ini email sy
BalasHapusandri.06safitri@gmail.com
trima kasih
Kak boleh minta filenya secara lengkap nggak kl boleh saya minta tolong kirimkan ke ia230396@gmail.com, terima kasih kak
BalasHapuskk boleh aku mnta filex scra lengkap, soalx aku lgi ngerjain proposal nhi judulx sama...
BalasHapusKak boleh minta filenya secara lengkap soalnya judul kti saya sampelnya ini..
BalasHapusini email saya atinazurya@gmail.com
terimakasih
Mbak boleh minta filenya? Soalnya tulisan mbak hampir sama dengan skripsi saya
BalasHapusIni email saya renianggrayni07@gmail.com
Mba gimana ya cara nya buat lihat lebih detail nya, soalnya saya juga lagi ngerjain kti yang judul nya sama... Trimakasih mba
BalasHapusKalo boleh minta, tolong kirimin ke email saya yg mba.. @tiarafitriany@gmail.com... Trimakasih mba
BalasHapusKak bisa liat lebih detailnya? Mohon bantuannya ya. Krna saya juga sedang mencari jurnal yang terkait dgn judul skripsi saya. Ini emailnya decyadhayunus@yahoo.co.id
BalasHapus