1. Simulfiks
Simulfiks atau imbuhan
gabungan adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar secara
bertahap. Contoh simulfiks adalah imbuhan member-kan yang melekat
pada kata memberlakukan dan memberdayakan. Urutan pengimbuhan
yang terjadi pada memberlakukan danmemberdayakan adalah
melekatnya afiks yang pertama kali pada kata
dasar laku dan daya, sehingga kedua kata tersebut
menjadi berlaku dan berdaya. Setelah itu masuk sufiks
-kan menjadi berlakukan dan berdayakan. Terakhir,
prefiks meng- diimbuhkan pada kata tersebut sehingga
menjadimemberlakukan dan memberdayakan. Dalam bahasa Arab
simulfiks dapat kita lihat pada contoh (يتضاربان). Urutan pengimbuhan yang terjadi padaيتضاربانadalah
melekatnya afiks yang pertama kali pada kata ضاَرَبَ sehingga kata tersebut menjadi تضارب. Setelah itu masuk sufiks ان menjadi تضاربان. Terakhir, prefiks yang berupa huruf
mudhara’ah diimbuhkan pada kata tersebut sehingga menjadi يتضاربان.
2. Konfiks
Konfiks adalah gabungan dari dua
macam imbuhan atau lebih yang bersama-sama membentuk satuarti.
Di sini perlu ditegaskan bahwa
antara konfiks dan gabungan imbuhan ada perbedaan besar. Pada gabungan imbuhan
tiap-tiap unsur tetap mempertahankan arti dan fungsinya masing-masing.
Bentuk-bentuk seperti mempercepat, mempersatukan, dibesarkan, san
lain-lain masing-masing mengandung makna dan fungsi tersendiri. Imbuhan me +
per, me + per + kan , dan di + kan di sini bukanlah konfiks tetapi merupakan
gabungan imbuhan dari prefiks dan sufiks.
Sebaliknya, bentuk-bentuk
seperti pertahanan, kebesaran, permainan, dan lain-lain mengandung
struktur yang berbeda dengan bentuk-bentuk di atas. Karena di sini
bentuk per – an dan ke – antidak dapat ditafsirkan secara
tersendiri, tatapi bersama-sama membentuk satu arti dan bersama-sama
pula membentuk satu fungsi . Bantuk ini dalam
realisasinya terbelah, tetapi pembelahan itu tidak mengurangi hakekatnya
sebagai satu morfem. Morfem semacam ini desibut morfem terbelah.
Bentuk-bentuk semacam ini tidak janggal dalam bahasa Indonesia. Kata-kata
seperti tali, gunung,dan lain-lain juga jelas merupakan satu kesatuan
tetapi kadang-kadang bentuk itu mengalami prosespembelahan yaitu ketika
disisipkan infiks –em padanya,
menjadi temali dan gemunung. Proses pembelahan pada kata atau
morfem terikat bukan persoalan baru, tetapi tidak pernah diberi tempat yang
wajar. Oleh karena itu Tatabahasa Tradisional memperlakukan konfiks-konfiks
sebagai gabungan biasa dari prefiks dan sufiks. Kita harus memulangkan
kedudukannya yang sebenarnya sebagai suatu bentuk (morfem) dengan satu kesatuan
fungsi dan arti.
Di antara konfiks-konfiks yang penting dalam bahasa
Indonesia adalah:
1. Konfiks per-an
A. Bentuk
Bentuk konfiks per-an dapat mengalami variasi
bentuk berdasarkan:
a. Lingkungannya.
Contoh: persatuan,
perjanjian,, pelajaran, pekerjaan, perambatan, dan lain-lain.
b. Dasar kata dari mana kata itu dibentuk.
- Jika pembentukannya mempergunakan kata benda
sebagai kata dasar maka akan mengambil bentuk pe-an. Contoh:
pekuburan, pedesaan.
- Jika pembentukannya berasal dari suatu kata kerja
yang mempergunakan awalan ber-, maka kata benda itu akan mengambil
bentuk per-an atau pe-an, sesuai dengan awalan ber- dengan
alomorfnya. Contoh: perbuatan, pelayaran.
- Jika pembentukannya berasal dari satu kata kerja
yang mempergunakan awalan me- maka ia akan mengambil
bentuk pe + N + an. Contoh: pembaharuan, penyatuan, penguburan,
pemburuan, dan lain-lain.
B. Fungsi
Fungsi per-an adalah untuk membentuk kata
benda.
C. Arti
Arti yang mungkin didukung oleh
konfiks per-an adalah:
a. Menyatakan tempat.
Contoh: perhentian,
pelabuhan, persembunyian, pengadilan, perapian, percetakan.
b. Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh: permainan,
penyerahan, pertanyaan, pelantikan, pertahanan, perhitungan.
c. Menyatakan peristiwa itu sendiri atau hal
perbuatan.
Contoh: pengajaran,
pencaharian, pendidikan, peraturan.
3. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata
dengan cara mengulang bentuk dasar.
A. Macam-macam Reduplikasi
Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh
dengan mengulang seluruh bentuk dasar;
Ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas,
disebut dwilingga : ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan
suku pertama dari bentuk dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga,
kekasih, lelembut. di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata
ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga
yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik,
bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk,
ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh,
rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur,
meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5. Kata ulang semu :
bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi
bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur,
kupu-kupu, dan empek-empek.
B. Makna dalam Reduplikasi
Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai
berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di
perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang
dijual di toko itu bagus-bagus.
3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat
perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan
ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum
kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli
buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan.
Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
8. 'resiproks (saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak
itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman
jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan
perampok itu.
11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan
kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya
menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah
pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di
kamar.
13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam.
jika boleh saran warna tulisan dan background dibuat kontras mas/ mbak, agar lebih mudah dibaca.. terimakasih untuk materinya, bermanfaat ^^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapus